Masih Ada yang Lebih Sakit
Cerita bermula dari seorang orang pemuda bernama Maulana yang dilanda galau. Kata orang sih biasa anak muda masa-masa problem batin berkecamuk. kalau kata guru saya masa lagi liar-liarnya pikiran hehehe...krik,krik. Sssst jangan sampai ketahuan ya...hehe. Ia mempunyai sahabat sekaligus tempat untuk berbagi cerita bahagia, lucu, atau pun sedih. Suatu ketika Maulana mau konsultasi sama Irman, yaitu sahabat Maulana sejak masuk kuliah. Maulana bercerita panjang lebar tentang seorang yang ia kagumi pastinya ya gak lain adalah soal cewek. Irman hanya ngangguk-anguk seakan-akan mengerti dan paham semua yang Maulana katakan dan rasakan. Maulana mulai bingung untuk menceritakan bagian akhirnya.
"Aku ni suka trus bagaimana aku harus bertindak kawan? Gimana menurutmu, Man?" tanya Maulana sambil menggerak-gerakan kening kanannya.
"Wah... kalau masalah tindak lanjutnya aku ngak berani memberi komentar." ucap Irman mengusap janggut yang gak ada sehelai pun di dagunya.
Tiba-tiba ada Dewi datang menyapa mereka berdua. "Assalamualaikum ya ikhwan fillah. Serius amat kalian nih".
"Waalaikum salam sahut Irman dan Maulana". Sahut mereka serentak.
"Iya Kak Dewi ni Maulana lagi cerita masalah cewek nih". Ujar Irman.
"Iya Ukhti Dewi ada solusi gak buat ngatasinnya?".
"Ooo... ceritakan sama kakak apa yang mau diselesaikan"
"Aku mau nanya gimana caranya mengatasi rasa cinta sama cewe, tapi kita masih menuntut ilmu?"
"Menurut ane, sih kalau mau serius ya buat aja perjanjian setelah lulus kalian siap membina rumah tangga."
"Wah mantap juga tuh. mudah-mudahan dia mau, hehehe asyik"
"Aku mau nanya gimana caranya mengatasi rasa cinta sama cewe, tapi kita masih menuntut ilmu?"
"Menurut ane, sih kalau mau serius ya buat aja perjanjian setelah lulus kalian siap membina rumah tangga."
"Wah mantap juga tuh. mudah-mudahan dia mau, hehehe asyik"
"Kalau Ukhtii Dewi gimana, mau lanjut kuliah S2 atau....?"
Kalau ane rasanya dah tidak ada pikiran buat kuliah lagi. Ane lebih memilih untuk menjadi ibu yang baik buat anak-anakku. Ane lebih memilih fokus untuk mendidik anak-anakku apabila aku berkeluarga kelak. Zaman sekarang sangat memperihatinkan masalah pendidikan anak dalam keluarga. aku tidak ingin keluargaku menjadi seperti keluarga ayah dan ibuku. Yaa memang rasanya sakit".
"Memangnya kenapa dengan ayah dan ibu ukhtii Dewi?"
"pokoknya sangat membuatku sedih jika aku mengingatnya"
"kalau Ukhti Dewi mau berbagi cerita, kami mau tahu bagaimana ceritanya"
"Iya ukhtii"
"Baiklah akan kuceritakan, mudah mudahan ini dapat menjadi pelajaran bagi kalian".
Maka mulailah Ukhti Dewi menceritakan asal usul keluarganya. Ia dilahirkan di keluarga yang tidak diinginkan oleh dua orang sepasang suami istri. Ayah dan ibunya dijodohkan oleh kakek dan neneknya. di dalam keluarga yang terbentuk dari ketidak sukaan kedua mempelai, maka Dewi dikandung oleh ibunya yang kurang perhatian dari sang ayah. suaru hari Ibu dan Ayahnya pergi ke pulau jawa untuk menemui keluarga disana. setelah bertemu keluarga akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke Kalimantan. Dalam keadaan hamil kurang dari tujuh bulan ibu Dewi diajak untuk pulang menggunakan Pelni Kapal Motor Kelimutu pada saat itu. keadaan dikapal sangat kacau. Kapal terombang ambing oleh ombak laut yang besar. Ayah Dewi mulai mabuk laut. Dalam keadaan seperti itu, ibu Dewi merasa ingin buang air kecil. setiba di toilet ternyata Ibunya melihat kepala bayinya sudah ingin keluar dari perutnya. Dengan rasa cemas dan takut Ibunya berjalan menemui ayahnya yang sedang pusing karena mabuk laut. ucapan ibu tidak lagi dihiraukan. Ayah sudah tidak bisa melakukan apa-apa tidak juga mengatakan sesuatu. Dengan keadaan yang sakit ibu mencoba mencari bantuan medis. tempat medis berada di geladak atas. Dalam keadaan lemah ibu mencoba menaiki tangga. dengan tenaga yang tersisa ia akhirnya sampai di ruang medis. saat itu, ruang medis terlihat kacau karena peralatan medis terombang ambing karena kapal yang terus masih tergoncang oleh ombak besar. Akhirnya, para dokter memutuskan membantu persalinan di dalam ruangan yang terlihat kacau tersebut. Bayi lahir dalam keadaan baik dengan berat badan yang sangai ringan lebih kecil dari sebuah botol air mineral.
Kalau ane rasanya dah tidak ada pikiran buat kuliah lagi. Ane lebih memilih untuk menjadi ibu yang baik buat anak-anakku. Ane lebih memilih fokus untuk mendidik anak-anakku apabila aku berkeluarga kelak. Zaman sekarang sangat memperihatinkan masalah pendidikan anak dalam keluarga. aku tidak ingin keluargaku menjadi seperti keluarga ayah dan ibuku. Yaa memang rasanya sakit".
"Memangnya kenapa dengan ayah dan ibu ukhtii Dewi?"
"pokoknya sangat membuatku sedih jika aku mengingatnya"
"kalau Ukhti Dewi mau berbagi cerita, kami mau tahu bagaimana ceritanya"
"Iya ukhtii"
"Baiklah akan kuceritakan, mudah mudahan ini dapat menjadi pelajaran bagi kalian".
Maka mulailah Ukhti Dewi menceritakan asal usul keluarganya. Ia dilahirkan di keluarga yang tidak diinginkan oleh dua orang sepasang suami istri. Ayah dan ibunya dijodohkan oleh kakek dan neneknya. di dalam keluarga yang terbentuk dari ketidak sukaan kedua mempelai, maka Dewi dikandung oleh ibunya yang kurang perhatian dari sang ayah. suaru hari Ibu dan Ayahnya pergi ke pulau jawa untuk menemui keluarga disana. setelah bertemu keluarga akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke Kalimantan. Dalam keadaan hamil kurang dari tujuh bulan ibu Dewi diajak untuk pulang menggunakan Pelni Kapal Motor Kelimutu pada saat itu. keadaan dikapal sangat kacau. Kapal terombang ambing oleh ombak laut yang besar. Ayah Dewi mulai mabuk laut. Dalam keadaan seperti itu, ibu Dewi merasa ingin buang air kecil. setiba di toilet ternyata Ibunya melihat kepala bayinya sudah ingin keluar dari perutnya. Dengan rasa cemas dan takut Ibunya berjalan menemui ayahnya yang sedang pusing karena mabuk laut. ucapan ibu tidak lagi dihiraukan. Ayah sudah tidak bisa melakukan apa-apa tidak juga mengatakan sesuatu. Dengan keadaan yang sakit ibu mencoba mencari bantuan medis. tempat medis berada di geladak atas. Dalam keadaan lemah ibu mencoba menaiki tangga. dengan tenaga yang tersisa ia akhirnya sampai di ruang medis. saat itu, ruang medis terlihat kacau karena peralatan medis terombang ambing karena kapal yang terus masih tergoncang oleh ombak besar. Akhirnya, para dokter memutuskan membantu persalinan di dalam ruangan yang terlihat kacau tersebut. Bayi lahir dalam keadaan baik dengan berat badan yang sangai ringan lebih kecil dari sebuah botol air mineral.
To be continued...!!! nanti insya Allah saya teruskan hehehe
Mau bisnis Pulsa All Operator, Paket Data, Token Listrik PLN, mari daftar ke saya sebagai downline. Insya Allah Murah dan Layanan Cepat.
Hubugi Nomor WA/SMS: 0815-2876-8108 a.m. MAULANA IKSAN
Mau bisnis Pulsa All Operator, Paket Data, Token Listrik PLN, mari daftar ke saya sebagai downline. Insya Allah Murah dan Layanan Cepat.
Hubugi Nomor WA/SMS: 0815-2876-8108 a.m. MAULANA IKSAN
0 Komentar